Senin, 01 April 2013

MAKALAH ILMU KESEHATAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang
Kesehatan adalah hal pokok yang harus dimiliki dan diusahakan oleh setiap individu. Kesehatan juga merupakan kebutuhan pokok. Setiap orang memerlukan kondisi sehat agar dapat menjalankan aktifitasnya. Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dapat dikerjakan dengan baik dan dapat membuahkan hasil jika kondisi fisik prima. Ada sedikit permasalahan kesehatan pada tubuh kita, niscaya akan mengganggu pada proses penunaian tugas dan hasil yang dicapai.
Namun untuk mewujudkan kondisi fisik sehat dan prima tidaklah mudah. Perlu terus-menerus dilakukan usaha-usaha untuk melatih diri berperilaku hidup sehat.
 Dan pelatihan hidup sehat tersebut seyogyanya dilakukan sejak dini. Perlu pula diberikan contoh-contoh nyata oleh orangtua agar setiap individu anak dapat dengan lebih mudah meniru dan mempraktekan pola hidup sehat. Sehingga di kemudian hari, pola hidup sehat akan menjadi sebuah kebiasaan dan “karakter” bagi anak.
Demikian juga dilingkungan sekolah.
 Usaha-usaha untuk menciptakan kondisi fisik sehat perlu senantiasa dilakukan secara terus-menerus. Usaha-usaha kesehatan ini perlu dilakukan oleh seluruh komponen persekolahan; komite, kepala sekolah, dewan guru, siswa, karyawan, dan masyarakat sekitar sekolah. Perlu niat dan usaha yang sungguh-sungguh untuk melakukan itu, bahkan agar lebih berhasilguna usaha-usaha kesehatan di sekolah perlu dijadikan program tersendiri dengan pengelolaan yang baik, serius dan terprogram. Kepala sekolah, guru, dan siswa perlu dilibatkan secara sistematis. Secara sistematis artinya ada semacam kegiatan usaha kesehatan di sekolah yang terencana, berkelanjutan, dan mendapat support dana yang cukup. Dengan kondisi yang demikian, niscaya usaha-usaha di bidang kesehatan di sekolah akan berhasil. Baik sebagai program pendidikan maupun sebagai “pembentukan karakter sehat” bagi seluruh komponen persekolahan, terutama bagi siswa.
1.2.       TUJUAN
                    Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, serta menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan menyenangkan sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis serta optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesian yang seutuhnya.

   
1.3.       MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat berguna :
1.      Sebagai masukan bagi guru-guru PJOK dan pembina maupun pelatih olahraga dalam upaya mempromosikan Usaha Kesehatan sekolah di sekolah-sekolah maupun di lembaga pendidikan
2.      Sebagai langkah awal bagi pengembangan dan peningkatan proses belajar untuk   meningkatkan kemampuan berorganisasi di lingkungan pendidikan
3.      Sebagai bahan referensi pada makalah lebih lanjut.  







BAB II
PEMBAHASAN

2.1.           Pentingnya Usaha Kesehatan Sekolah
Seiring banyak terjadinya kecelakaan yang terjadi di sekolah,baik kecelakaan kecil maupun kecelakaan yang mengakibatkan para korbanya harus di bawa ke Rumah Sakit, maka sekolah mengadakan usaha-usaha pertolongan yang mungkin bisa dilakukan oleh pihak sekolah. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah antara lain :

1. Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )
a. Pengertian
Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah . Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun , yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 subkelompok yakni pra remaja ( 6-9 tahun ) dan remaja ( 10-19 tahun ).
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah Ibtidaiyah.
b. Tujuan UKS
Tujuan umum: Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal.
Tujuan khusus : Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan siswa, yang mencakup :
1)      Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta berpratisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah perguruan agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat.
2)      Sehat fisik, mental maupun sosial.
3)      Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan NAPZA.
c. Goal UKS:
Generasi muda terbebas dari;
1.      Kenakalan remaja
2.      Bahaya Rokok
3.      Narkoba
4.      Kehamilan pranikah/pergaulan bebas
5.      Cacingan
6.      Anemia
7.      Hepatitis B

2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakan (P3K)
A.    Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pertolongan pertama pada kecelakaan secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan atau dilakukan oleh orang yang tahu, memahami, atau bahkan terlatih mengenai seluk-beluk anatomi-kesehatan dasar.Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum formal, pelatihan atau pun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan atau bantuan yang pertama yang dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan sesungguhnya adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin.Ada juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga penolongpun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus atau sesuai prioritas yang mengancam nyawa.
Ketrampilan pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang berhenti bernafas, pendarahan, shok, patah tulang, dan lain-lain.
Ketrampilan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengetahuan praktis tentang kesehatan merupakan alat pendidikan bagi masyarakat sekolah sesuai dan selaras dengan perkembangan ilmu dan teknologi pengobatan, sehingga mereka mampu menjaga kesehatan dirinya, keluarganya, lingkungannya, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.
Pertolongan pertama pada kecelakaan yang tepat dan cepat menentukan keberhasilan dalam penanganan kecelakaan.Jika penanganan tidak tepat dan lambat kondisi korban malah dapat menjadi semakin parah.Sebaliknya, jika penatalaksanaan dilakukan dengan cepat dan tepat dapat mencegah perburukan kondisi korban bahkan mencegah kematian.Untuk melakukan pertolongan pertama, peralatan dan obat-obatan yang tersedia pun sangat mempengaruhi, selain itu diperlukan pula ketepatan dalam menentukan kapan dirujuk ke rumah sakit.sehingga untuk melakukan pertolongan pertama diperlukan pengetahuan dan keterampilan sederhana yang tidak memperparah kondisi korban.

2.2.            Perkembangan Usaha Kesehatan Sekolah di Indonesia
               Akhir-akhir ini ditengarai koordinasi pembinaan UKS sudah banyak mengalami perubahan, sebagaimana di Sumatera Utara pada dua dasawarsa yang lalu, UKS Sumatera Utara muncul dan berhasil membawa nama baik Sumatera Utara di tingkat nasional. Ini ditandai  bermunculan sekolah-sekolah teladan/unggulan. 
Keberadaan program UKS di sekolah merupakan program srategis dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Hal ini dapat dimulai dari keberhasilan dalam membina UKS, karena perubahan perilaku akan lestari jika didukung  seiring perubahan pengetahuan. Siswa peserta didik sekolah UKS nya baik, ketika kembali ke rumah akan menjadi kader PHBS yang handal. 

Siswa ini akan mempengaruhi lingkungannya ke arah yang positip sehingga secara lambat laun program PHBS dapat lebih cepat menyebar dan membudaya di masyarakat. Karena pada saat ini jumlah siswa didik sekolah diperkirakan 25 % dari jumlah penduduk Indonesia. Bayangkan saja jika setiap anak didik dapat mempengaruhi positip pada 2 orang saja di lingkungannya, maka dalam waktu yang singkat dapat dicapai 75 % penduduk Indonesia sudah terpapar PHBS, lalu proses selanjutnya cepat mengerti dan mengamalkan PHBS dan seterusnya.

Pada awal bulan Juni 2010 ini Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melalui UPT Provincial Training Centre Indrapura melaksanakan pelatihan untuk guru UKS mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak/Raudlatul Athfal sampai tingkat SMA/Aliyah. Jumlah peserta setiap angkatannya 50 orang  dengan jumlah sebanyak 4 angkatan yang berasal dari lima kabupaten di sekitar lokasi yakni Kabupaten Batubara, Asahan, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi dan
Medan. 

Di masa datang diharapkan kepada para anggota SKB 4 Menteri kiranya dapat lebih memberi perhatian yang serius dalam upaya peningkatan kegiatan UKS. Titik fokus perhatian ada pada pemerintah daerah sebagai pelopor dan perintis yang mempunyai power lebih agar dapat menyediakan anggaran operasional pembinaan yang proporsional supaya UKS dapat berdaya guna demi kejayaan Sumatra Utara khususnya dalam rangka mempercepat dan  mewujudkan rakyat tidak sakit. 

2.3.           Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
            1. TUJUAN UMUM
        Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, serta menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan menyenangkan sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis serta optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesian yang seutuhnya.

    2. TUJUAN KHUSUS.
        Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakup :
1.      Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta peserta didik berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan.
2.      Sehat dalam arti  fisik, mental maupun sosial.
3.      Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk narkoba, obat-obatan dan bahaya, alkohol, rokok, dan sebagainya.


2.4.     Berbagai Istilah dalam Usaha Kesehatan Sekolah
a.             Per-oral, sebagian besar obat diberikan melalui oral, ada beberapa bentuk sediaan obat antara lain pil, sirup, puyer, dll.
b.      Sublingual, obat diberikan dengan menaruh dibawah lidah, absorbsi melalui pembuluh darah kapiler di bawah lidah.
c.       Per-rektal, berguna pada orang yang tidak sadar, muntah atau anak-anak, absorbsinya kurang dapat diperhitungkan
d.      Inhalasi, absorbsi melalui jalur ini pada umumnya cepat.
e.       Topikal, untuk pemberian obat di tempat tertentu, seperti kulit, mata, hidung, dll.
f.       Transdermal, bentuknya biasanya seperti plester yang ditempelkan ke kulit, obat akan melewati kulit dan masuk ke jaringan kapiler.
g.      Jalur parenteral, diberikan secara intravena, intra muskuler dan subkutan, pemberian obat iv memiliki onset kerja yang cepat, berguna pada kasus-kasus emergensi atau tidak sadar.

3.    Penggolongan obat-obatan berdasar kegunaannnya, dalam modul ini hanya dibicarakan golongan obat-obatan yang dapat ditemukan dalam kotak P3K.
a.       Analgesik, anti-inflamasi dan anti-piretik
Obat-obatan yang masuk dalam golongan ini berguna sebagai penghilang rasa sakit atau nyeri, penurun panas dan menghilangkan inflamasi.Ketiga golongan obat ini dijadikan satu karena kebanyakan obat-obatan yang memiliki efek anti-inflamasi juga memiliki efek analgesik dan anti-piretik, demikian pula sebaliknya. Contoh obat-obatan yang bias masuk dalam golongan ini adalah:
1)      Parasetamol (Asetaminofen) memiliki efek sebagai anti-piretik tetapi juga memiliki efek analgesik dan efek anti-inflamasinya kurang bermakna. Parasetamol relatif lebih aman dibanding obat-obat lainnya yang terdapat dalam golongan ini. Tidak merangsang asam lambung sehingga dapat diminum saat perut kosong. Efek sampingnya sangat jarang terjadi (anemia hemolitik, methemoglobinemia) dan baru muncul pada dosis yang sangat besar (> 10 g sehari). Kematian karena parasetamol disebabkan oleh kerusakan hati akibat memakan parasetamol dalam dosis yang sangat besar sekaligus. Hati-hati pemberiannya kepada penderita kelainan hati. Contoh sediaan di pasaran adalah biogesic, tempra, bodrexin, bodrex, sanmol, pamol, dll.
2)      Antalgin (Dipiron) memiliki efek analgesik-anti-piretik dan efek anti-inflamasinya lemah. Penggunaannya dibatasi pada nyeri akut pasca operasi, nyeri karena tumor, nyeri hebat karena penyakit akut dan kronis yang tidak dapat diatasi oleh analgesik non opiat lainnya. Pembatasan ini dilakukan karena efek sampingnya yang dapat menimbulkan agranulositosis, anemia aplastika dan trombositopenia. Pemakaian jangka panjang dipiron harus memperhatikan adanya kejadian diskrasia darah tersebut. Contoh sediaan dipasaran adalah neuralgin.
3)      Asetosal (Asetil-salisilat) memiliki efek analgesik dan anti-piretik yang bagus selain itu juga memiliki efek anti-inflamasi. Obat ini banyak ditemukan di pasaran sebagai obat bebas. Selain digunakan sebagai penghilang rasa nyeri, penurun panas dan anti inflamasi, asetosal juga digunakan sebagai pencegah timbulnya thrombus pada orang-orang dengan PJK. Asam salisilat dalam bentuk bubuk juga digunakan sebagai keratolitik serta counter irritant. Efek samping asetosal antara lain nyeri ulu hati, ulkus dan perdarahan saluran cerna, hepatotoksik terkait dosis, perpanjangan masa perdarahan dan sindrom Reye. Contoh sediaan dipasaran adalah aspirin.
4)      Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik, efek anti-inflamasinya lebih kecil disbanding asetosal. Sering timbul efek samping di saluran cerna seperti dyspepsia. Contoh persediaan dipasaran adalah mefinal.
b.      Antasida
Antasida berguna untuk menetralisir asam lambung.Antasida yang banyak beredar dipasaran mengandung kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida.Indikasinya adalah hiperasiditas karena gastritis, tukak lambung, refluks esofagitis dan hernia hiatus diafragma.Efek sampingnya adalah diare, flatus, dan konstipasi.Contoh sediaan dipasaran adalah promag.
c.       Antihistamin
Obat-obatan ini bekerja sebagai antagonis kompetitif, dimana senyawa antihistamin menempati reseptor-reseptor histamin dan mencegah ikatan histamin kereseptornya.Antihistamin dapat digunakan untuk melawan atau mencegah alergi dan hiperasiditas lambung yang dimediatori oleh histamin.Antihistamin H-1 sering digunakan sebagai anti-alergi seperti rinitis alergika, urtikaria, pruritus, dan angioedema.Antihistamin H-2 lebih sering digunakan untuk ulkus duodenum atau gaster dan hipersekresi asam lambung.Contoh sediaan dipasaran adalah CTM, benadril, dan interhistin.
d.      Anti-asma
Obat-obatan yang masuk dalam kategori ini adalah obat-obatan yang dapat meredakan gejala asma atau sesak nafas karena asma.Aminofilin adalah salah satu obat yang banyak ditemukan sebagai anti-asma.Mekanisme mendilatasi bronkhiolus dari obat ini tetap belum diketahui.Efek samping dari obat ini terkait dengan dosis. Efek samping lain yang bias muncul adalah mual, muntah, sakit kepala, pusing, takikardi, iritabilitas neuromuscular dan kejang. Contoh sediaan dipasaran adalah asthmasoho, napasin.Selain aminofilin terdapat banyak golongan lainnya antara lain teofilin, beklometason, flusonid, salbutamol, dll. Jika pasien telah memiliki dan membawa obat asmanya sendiri lebih baik diberikan obat asma yang telah dibawanya sendiri dan digunakan sesuai petunjuk pada label yang tertera.






2.5.            Ruang lingkup Usaha Kesehatan Sekolah
        Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat ( TRIAS UKS ).
·         Pendidikan Kesehatan.
                       Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik,mental dan sosial melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan / atau latihan yang diperlukan bagi peranannya dimasa yang akan datang.           
·          Pelayanan Kesehatan
             Pelayanan kesehatan disekolah adalah upaya peningkatan ( promotif ), pencegahan ( preventif ), pengobatan ( kuratif ) dan pemulihan ( rehabilitatif ) yang dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya.
·          Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
                       Lingkungan sekolah sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh kembangnya perilaku hidup sehat peserta didik serta pengaruh negatif yang dapat merusak.






BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
   Usaha Kesehatan Sekolah pada dasarnya merupakan suatu upaya dari sekolah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama masyarakat yang berada dilingkungan sekolah tersebut, agar tercipta suatu kondisi yang sehat baik itu sehat jasmani maupun rokhani.
              Untuk menciptakan suatu kondisi yang sehat, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada beberapa kiat serta usaha yang ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu kami tim pelaksana UKS Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kawedanan menyusun beberapa program yang akan kami laksanakan dalam satu tahun kedepan.



3.2    Saran
            Upaya kesehatan sekolah (health promoting school) adalah suatu tatanan dimana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan sekolah yang berwawasan kesehatan, dimana sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat



DAFTAR PUSTAKA

Google.comfile:///D:/BAHAN%20SEMESTER%204/ILMU%20KESEHATAN/n%20%20Pentingnya%20Usaha%20Kesehatan%20SekolahDeca%20Havefu.htm. Di akses tanggal 05 / Maret / 2013 . Waktu 12 : 00