BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan
adalah hal pokok yang harus dimiliki dan diusahakan oleh setiap individu.
Kesehatan juga merupakan kebutuhan pokok. Setiap orang memerlukan kondisi sehat
agar dapat menjalankan aktifitasnya. Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia
dapat dikerjakan dengan baik dan dapat membuahkan hasil jika kondisi fisik
prima. Ada sedikit permasalahan kesehatan pada tubuh kita, niscaya akan
mengganggu pada proses penunaian tugas dan hasil yang dicapai.
Namun untuk mewujudkan kondisi fisik sehat dan prima tidaklah mudah. Perlu terus-menerus dilakukan usaha-usaha untuk melatih diri berperilaku hidup sehat.
Namun untuk mewujudkan kondisi fisik sehat dan prima tidaklah mudah. Perlu terus-menerus dilakukan usaha-usaha untuk melatih diri berperilaku hidup sehat.
Dan pelatihan hidup sehat tersebut seyogyanya
dilakukan sejak dini. Perlu pula diberikan contoh-contoh nyata oleh orangtua agar
setiap individu anak dapat dengan lebih mudah meniru dan mempraktekan pola
hidup sehat. Sehingga di kemudian hari, pola hidup sehat akan menjadi sebuah
kebiasaan dan “karakter” bagi anak.
Demikian juga dilingkungan sekolah.
Demikian juga dilingkungan sekolah.
Usaha-usaha untuk menciptakan kondisi fisik
sehat perlu senantiasa dilakukan secara terus-menerus. Usaha-usaha kesehatan
ini perlu dilakukan oleh seluruh komponen persekolahan; komite, kepala sekolah,
dewan guru, siswa, karyawan, dan masyarakat sekitar sekolah. Perlu niat dan usaha
yang sungguh-sungguh untuk melakukan itu, bahkan agar lebih berhasilguna
usaha-usaha kesehatan di sekolah perlu dijadikan program tersendiri dengan
pengelolaan yang baik, serius dan terprogram. Kepala sekolah, guru, dan siswa
perlu dilibatkan secara sistematis. Secara sistematis artinya ada semacam
kegiatan usaha kesehatan di sekolah yang terencana, berkelanjutan, dan mendapat
support dana yang cukup. Dengan kondisi yang demikian, niscaya usaha-usaha di
bidang kesehatan di sekolah akan berhasil. Baik sebagai program pendidikan
maupun sebagai “pembentukan karakter sehat” bagi seluruh komponen persekolahan,
terutama bagi siswa.
1.2. TUJUAN
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
derajat kesehatan peserta didik, serta menciptakan lingkungan yang sehat,
nyaman dan menyenangkan sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang
harmonis serta optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesian yang
seutuhnya.
1.3. MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat berguna :
1. Sebagai
masukan bagi guru-guru PJOK dan pembina maupun pelatih olahraga dalam
upaya mempromosikan Usaha Kesehatan sekolah di
sekolah-sekolah maupun di lembaga pendidikan
2. Sebagai
langkah awal bagi pengembangan dan peningkatan proses belajar untuk meningkatkan kemampuan berorganisasi di lingkungan pendidikan
3. Sebagai bahan referensi pada makalah
lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pentingnya Usaha Kesehatan Sekolah
Seiring
banyak terjadinya kecelakaan yang terjadi di sekolah,baik kecelakaan kecil
maupun kecelakaan yang mengakibatkan para korbanya harus di bawa ke Rumah
Sakit, maka sekolah mengadakan usaha-usaha pertolongan yang mungkin bisa
dilakukan oleh pihak sekolah. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pihak
sekolah antara lain :
1. Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )
a.
Pengertian
Usaha
Kesehatan Sekolah ( UKS ) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia
sekolah . Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun , yang sesuai
dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 subkelompok yakni pra remaja (
6-9 tahun ) dan remaja ( 10-19 tahun ).
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan
sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah Ibtidaiyah.
b. Tujuan UKS
Tujuan umum: Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan
derajat kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal.
Tujuan khusus : Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan
meningkatkan derajat kesehatan siswa, yang mencakup :
1)
Memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan
sehat serta berpratisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di
sekolah perguruan agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat.
2)
Sehat fisik, mental maupun sosial.
3)
Memiliki daya
hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan NAPZA.
c. Goal
UKS:
Generasi
muda terbebas dari;
1. Kenakalan remaja
2. Bahaya Rokok
3. Narkoba
4. Kehamilan pranikah/pergaulan bebas
5. Cacingan
6. Anemia
7.
Hepatitis B
2. Pertolongan Pertama Pada
Kecelakan (P3K)
A. Pengertian
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pertolongan
pertama pada kecelakaan secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan
atau dilakukan oleh orang yang tahu, memahami, atau bahkan terlatih mengenai seluk-beluk
anatomi-kesehatan dasar.Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan
umum formal, pelatihan atau pun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Pertolongan
pertama mempunyai makna tindakan atau bantuan yang pertama yang dilakukan
dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih
baik, sehingga tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan sesungguhnya
adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan perdarahan,
mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas, sehingga korban dapat
terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin.Ada juga korban tidak hanya
mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga penolongpun diharuskan
untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus atau sesuai prioritas yang
mengancam nyawa.
Ketrampilan
pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan
pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada
orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang berhenti
bernafas, pendarahan, shok, patah tulang, dan lain-lain.
Ketrampilan
pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengetahuan praktis tentang kesehatan
merupakan alat pendidikan bagi masyarakat sekolah sesuai dan selaras dengan
perkembangan ilmu dan teknologi pengobatan, sehingga mereka mampu menjaga
kesehatan dirinya, keluarganya, lingkungannya, dan mempunyai kemampuan yang
mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.
Pertolongan
pertama pada kecelakaan yang tepat dan cepat menentukan keberhasilan dalam
penanganan kecelakaan.Jika penanganan tidak tepat dan lambat kondisi korban
malah dapat menjadi semakin parah.Sebaliknya, jika penatalaksanaan dilakukan
dengan cepat dan tepat dapat mencegah perburukan kondisi korban bahkan mencegah
kematian.Untuk melakukan pertolongan pertama, peralatan dan obat-obatan yang
tersedia pun sangat mempengaruhi, selain itu diperlukan pula ketepatan dalam
menentukan kapan dirujuk ke rumah sakit.sehingga untuk melakukan pertolongan
pertama diperlukan pengetahuan dan keterampilan sederhana yang tidak
memperparah kondisi korban.
2.2. Perkembangan Usaha Kesehatan Sekolah di Indonesia
Akhir-akhir ini ditengarai
koordinasi pembinaan UKS sudah banyak mengalami perubahan, sebagaimana di
Sumatera Utara pada dua dasawarsa yang lalu, UKS Sumatera Utara muncul dan
berhasil membawa nama baik Sumatera Utara di tingkat nasional. Ini
ditandai bermunculan sekolah-sekolah teladan/unggulan.
Keberadaan program UKS di sekolah merupakan program srategis dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Hal ini dapat dimulai dari keberhasilan dalam membina UKS, karena perubahan perilaku akan lestari jika didukung seiring perubahan pengetahuan. Siswa peserta didik sekolah UKS nya baik, ketika kembali ke rumah akan menjadi kader PHBS yang handal.
Siswa ini akan mempengaruhi lingkungannya ke arah yang positip sehingga secara lambat laun program PHBS dapat lebih cepat menyebar dan membudaya di masyarakat. Karena pada saat ini jumlah siswa didik sekolah diperkirakan 25 % dari jumlah penduduk Indonesia. Bayangkan saja jika setiap anak didik dapat mempengaruhi positip pada 2 orang saja di lingkungannya, maka dalam waktu yang singkat dapat dicapai 75 % penduduk Indonesia sudah terpapar PHBS, lalu proses selanjutnya cepat mengerti dan mengamalkan PHBS dan seterusnya.
Pada awal bulan Juni 2010 ini Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melalui UPT Provincial Training Centre Indrapura melaksanakan pelatihan untuk guru UKS mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak/Raudlatul Athfal sampai tingkat SMA/Aliyah. Jumlah peserta setiap angkatannya 50 orang dengan jumlah sebanyak 4 angkatan yang berasal dari lima kabupaten di sekitar lokasi yakni Kabupaten Batubara, Asahan, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi dan Medan.
Di masa datang diharapkan kepada para anggota SKB 4 Menteri kiranya dapat lebih memberi perhatian yang serius dalam upaya peningkatan kegiatan UKS. Titik fokus perhatian ada pada pemerintah daerah sebagai pelopor dan perintis yang mempunyai power lebih agar dapat menyediakan anggaran operasional pembinaan yang proporsional supaya UKS dapat berdaya guna demi kejayaan Sumatra Utara khususnya dalam rangka mempercepat dan mewujudkan rakyat tidak sakit.
Keberadaan program UKS di sekolah merupakan program srategis dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Hal ini dapat dimulai dari keberhasilan dalam membina UKS, karena perubahan perilaku akan lestari jika didukung seiring perubahan pengetahuan. Siswa peserta didik sekolah UKS nya baik, ketika kembali ke rumah akan menjadi kader PHBS yang handal.
Siswa ini akan mempengaruhi lingkungannya ke arah yang positip sehingga secara lambat laun program PHBS dapat lebih cepat menyebar dan membudaya di masyarakat. Karena pada saat ini jumlah siswa didik sekolah diperkirakan 25 % dari jumlah penduduk Indonesia. Bayangkan saja jika setiap anak didik dapat mempengaruhi positip pada 2 orang saja di lingkungannya, maka dalam waktu yang singkat dapat dicapai 75 % penduduk Indonesia sudah terpapar PHBS, lalu proses selanjutnya cepat mengerti dan mengamalkan PHBS dan seterusnya.
Pada awal bulan Juni 2010 ini Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melalui UPT Provincial Training Centre Indrapura melaksanakan pelatihan untuk guru UKS mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak/Raudlatul Athfal sampai tingkat SMA/Aliyah. Jumlah peserta setiap angkatannya 50 orang dengan jumlah sebanyak 4 angkatan yang berasal dari lima kabupaten di sekitar lokasi yakni Kabupaten Batubara, Asahan, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi dan Medan.
Di masa datang diharapkan kepada para anggota SKB 4 Menteri kiranya dapat lebih memberi perhatian yang serius dalam upaya peningkatan kegiatan UKS. Titik fokus perhatian ada pada pemerintah daerah sebagai pelopor dan perintis yang mempunyai power lebih agar dapat menyediakan anggaran operasional pembinaan yang proporsional supaya UKS dapat berdaya guna demi kejayaan Sumatra Utara khususnya dalam rangka mempercepat dan mewujudkan rakyat tidak sakit.
2.3. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
serta menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan menyenangkan sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis serta optimal dalam
rangka pembentukan manusia Indonesian yang seutuhnya.
2.
TUJUAN KHUSUS.
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta
didik yang didalamnya mencakup :
1.
Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan
untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta peserta didik berpartisipasi
aktif dalam usaha peningkatan kesehatan.
2. Sehat dalam arti fisik, mental maupun sosial.
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap
pengaruh buruk narkoba, obat-obatan dan bahaya, alkohol, rokok, dan sebagainya.
2.4. Berbagai Istilah dalam Usaha Kesehatan Sekolah
a.
Per-oral,
sebagian besar obat diberikan melalui oral, ada beberapa bentuk sediaan obat
antara lain pil, sirup, puyer, dll.
b.
Sublingual, obat diberikan dengan
menaruh dibawah lidah, absorbsi melalui pembuluh darah kapiler di bawah lidah.
c.
Per-rektal, berguna pada orang yang
tidak sadar, muntah atau anak-anak, absorbsinya kurang dapat diperhitungkan
d.
Inhalasi, absorbsi melalui jalur ini
pada umumnya cepat.
e.
Topikal, untuk pemberian obat di
tempat tertentu, seperti kulit, mata, hidung, dll.
f.
Transdermal, bentuknya biasanya
seperti plester yang ditempelkan ke kulit, obat akan melewati kulit dan masuk
ke jaringan kapiler.
g.
Jalur parenteral, diberikan secara
intravena, intra muskuler dan subkutan, pemberian obat iv memiliki onset kerja
yang cepat, berguna pada kasus-kasus emergensi atau tidak sadar.
3. Penggolongan obat-obatan berdasar kegunaannnya, dalam
modul ini hanya dibicarakan golongan obat-obatan yang dapat ditemukan dalam
kotak P3K.
a.
Analgesik, anti-inflamasi dan
anti-piretik
Obat-obatan yang masuk dalam golongan ini berguna
sebagai penghilang rasa sakit atau nyeri, penurun panas dan menghilangkan
inflamasi.Ketiga golongan obat ini dijadikan satu karena kebanyakan obat-obatan
yang memiliki efek anti-inflamasi juga memiliki efek analgesik dan
anti-piretik, demikian pula sebaliknya. Contoh obat-obatan yang bias masuk
dalam golongan ini adalah:
1)
Parasetamol (Asetaminofen) memiliki
efek sebagai anti-piretik tetapi juga memiliki efek analgesik dan efek
anti-inflamasinya kurang bermakna. Parasetamol relatif lebih aman dibanding
obat-obat lainnya yang terdapat dalam golongan ini. Tidak merangsang asam
lambung sehingga dapat diminum saat perut kosong. Efek sampingnya sangat jarang
terjadi (anemia hemolitik, methemoglobinemia) dan baru muncul pada dosis yang
sangat besar (> 10 g sehari). Kematian karena parasetamol disebabkan oleh
kerusakan hati akibat memakan parasetamol dalam dosis yang sangat besar
sekaligus. Hati-hati pemberiannya kepada penderita kelainan hati. Contoh
sediaan di pasaran adalah biogesic, tempra, bodrexin, bodrex, sanmol, pamol,
dll.
2)
Antalgin (Dipiron) memiliki efek
analgesik-anti-piretik dan efek anti-inflamasinya lemah. Penggunaannya dibatasi
pada nyeri akut pasca operasi, nyeri karena tumor, nyeri hebat karena penyakit
akut dan kronis yang tidak dapat diatasi oleh analgesik non opiat lainnya.
Pembatasan ini dilakukan karena efek sampingnya yang dapat menimbulkan agranulositosis,
anemia aplastika dan trombositopenia. Pemakaian jangka panjang dipiron harus
memperhatikan adanya kejadian diskrasia darah tersebut. Contoh sediaan
dipasaran adalah neuralgin.
3)
Asetosal (Asetil-salisilat) memiliki
efek analgesik dan anti-piretik yang bagus selain itu juga memiliki efek
anti-inflamasi. Obat ini banyak ditemukan di pasaran sebagai obat bebas. Selain
digunakan sebagai penghilang rasa nyeri, penurun panas dan anti inflamasi,
asetosal juga digunakan sebagai pencegah timbulnya thrombus pada orang-orang
dengan PJK. Asam salisilat dalam bentuk bubuk juga digunakan sebagai
keratolitik serta counter irritant. Efek samping asetosal antara lain nyeri ulu
hati, ulkus dan perdarahan saluran cerna, hepatotoksik terkait dosis,
perpanjangan masa perdarahan dan sindrom Reye. Contoh sediaan dipasaran adalah
aspirin.
4)
Asam mefenamat digunakan sebagai
analgesik, efek anti-inflamasinya lebih kecil disbanding asetosal. Sering
timbul efek samping di saluran cerna seperti dyspepsia. Contoh persediaan dipasaran
adalah mefinal.
b.
Antasida
Antasida
berguna untuk menetralisir asam lambung.Antasida yang banyak beredar dipasaran
mengandung kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida.Indikasinya
adalah hiperasiditas karena gastritis, tukak lambung, refluks esofagitis dan
hernia hiatus diafragma.Efek sampingnya adalah diare, flatus, dan
konstipasi.Contoh sediaan dipasaran adalah promag.
c.
Antihistamin
Obat-obatan ini bekerja sebagai
antagonis kompetitif, dimana senyawa antihistamin menempati reseptor-reseptor
histamin dan mencegah ikatan histamin kereseptornya.Antihistamin dapat
digunakan untuk melawan atau mencegah alergi dan hiperasiditas lambung yang
dimediatori oleh histamin.Antihistamin H-1 sering digunakan sebagai anti-alergi
seperti rinitis alergika, urtikaria, pruritus, dan angioedema.Antihistamin H-2
lebih sering digunakan untuk ulkus duodenum atau gaster dan hipersekresi asam
lambung.Contoh sediaan dipasaran adalah CTM, benadril, dan interhistin.
d.
Anti-asma
Obat-obatan yang masuk dalam kategori ini adalah
obat-obatan yang dapat meredakan gejala asma atau sesak nafas karena
asma.Aminofilin adalah salah satu obat yang banyak ditemukan sebagai
anti-asma.Mekanisme mendilatasi bronkhiolus dari obat ini tetap belum
diketahui.Efek samping dari obat ini terkait dengan dosis. Efek samping lain
yang bias muncul adalah mual, muntah, sakit kepala, pusing, takikardi,
iritabilitas neuromuscular dan kejang. Contoh sediaan dipasaran adalah
asthmasoho, napasin.Selain aminofilin terdapat banyak golongan lainnya antara
lain teofilin, beklometason, flusonid, salbutamol, dll. Jika pasien telah
memiliki dan membawa obat asmanya sendiri lebih baik diberikan obat asma yang
telah dibawanya sendiri dan digunakan sesuai petunjuk pada label yang tertera.
2.5. Ruang lingkup Usaha Kesehatan Sekolah
Untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya
menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat ( TRIAS UKS ).
·
Pendidikan Kesehatan.
Pendidikan kesehatan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh berkembang
sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik,mental dan sosial melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan / atau latihan yang diperlukan bagi
peranannya dimasa yang akan datang.
·
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan disekolah
adalah upaya peningkatan ( promotif ), pencegahan ( preventif ), pengobatan (
kuratif ) dan pemulihan ( rehabilitatif ) yang dilakukan terhadap peserta didik
dan lingkungannya.
·
Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Lingkungan sekolah sehat
adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh kembangnya
perilaku hidup sehat peserta didik serta pengaruh negatif yang dapat merusak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usaha Kesehatan Sekolah pada dasarnya
merupakan suatu upaya dari sekolah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, terutama masyarakat yang berada dilingkungan sekolah tersebut, agar
tercipta suatu kondisi yang sehat baik itu sehat jasmani maupun rokhani.
Untuk menciptakan suatu kondisi yang sehat,
memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada beberapa kiat serta usaha
yang ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu kami tim
pelaksana UKS Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kawedanan menyusun beberapa
program yang akan kami laksanakan dalam satu tahun kedepan.
3.2 Saran
Upaya kesehatan
sekolah (health promoting school) adalah suatu tatanan dimana program
pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku kesehatan
sebagai faktor utama untuk kehidupan sekolah yang berwawasan kesehatan, dimana
sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga sebagai sarana
untuk pembentukan perilaku hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA
Google.comfile:///D:/BAHAN%20SEMESTER%204/ILMU%20KESEHATAN/n%20%20Pentingnya%20Usaha%20Kesehatan%20SekolahDeca%20Havefu.htm. Di akses tanggal 05 / Maret / 2013 . Waktu 12 : 00